Kamis, 25 April 2013

Semua Orang Punya Sisi Kepalsuan

Sebenarnya semua wanita itu punya senyum yang sama, iya semua manis, hanya saja yang mebedakannya ada pada maknanya, senyum palsu atau tulus. Ngomong-ngomong masalah senyum palsu, gw rasa ini sudah bukan menjadi hal yang tabu. Semua orang, siapapun itu pasti punya sisi kepalsuan dari kepribadian mereka. Entah itu wanita ataupun pria. 
Karena gw wanita, jadi gw ngebahas tentang wanita aja yaa. Menurut gw, sepengetahuan dan sepengalaman gw, wanita itu khususnya cewek yang masih labil, bolehlah kita sebut cewek "kepompong". Iya mereka selalu pandai dalam kepalsuan. Contohnya saja, heeem contoh klasik sih ini sebenarnya, contohnya kata "gapapa" pada cewek itu pasti mengandung makna yang ambigu. Entah benar-benar tidak  apa-apa atau memang ada apa-apa tapi soko-sokan misterius, sok-sokan pengen di perhatiin dan dipeduliin. Maunya tuh di tanyain "kenapa" dari hati kehati terus dielus dikepala duuuh...
Selain itu, kepalsuan yang lainnya adalah.. Tapi ini bukan khusus wanita ya, ini mencakup dan meliputi semua orang, semua makhluk hidup. Oke sebelumnya gw mau tanya, apa kalian pernah bermuka dua? munafik kalo bilang tidak pernah. 
Hidup itu keras, iya keras oleh karena harus bisa meposisikan diri untuk dapat mempertahankan eksistensi. ini sudah menjadi fenomenal, dimana yang bermuka dua selalu ada dan akan ada di sekitar kita. Sakitkan rasanya, orang yang didepan dan pas ada maunya eh baiknya melebihi malaikat. Eh taunya pas dibelakang, nusuknya tajam banget. Iya memang, banyak orang yang seperti itu. Karena itulah, pada post-an yang sebelumnya kan gw pernah bilang kalo dunia ini rekayasa. Rekayasanya orang-orang bermuka dua. Tidak apa-apa lah, toh dunia juga hanya sementara. Biarkan saja mereka-mereka bermuka dua mati-matian menguasai dunia. Seolah akan rugi jika dunia belum digenggaman tangan, makanya bela-belain bermuka dua demi hal yang semu.
Tapii.. Masih ada awan di atas awan. Masih ada orang tulus di atas orang bermuka dua. Jangan lupa yaa, diantara ribuan manusia, pasti masih ada yang benar-benar tulus setulus malaikat. 


 

Senin, 15 April 2013

Apa Aku Juga Boleh Menulis Surat Untuk Neptunus?


Nus.. apa aku juga boleh menulis surat yang dikirimkan lewat perahu kertas seperti kugy dalam film Perahu Kertas itu?
Ini memang gila, tapi ini nyata.. Aku benar-benar terobsesi dengan film itu..
Entah.. Alur ceritanya persis seperti alur cerita hidup ku.. Tentang seorang gadis dengan khayalannya.. Aku dengan semua mimpi-mimpiku.. Mimpiku yang selalu dianggap absurd..
Sampai akhirnya aku tidak berani menceritakannya kepada siapapun.. Sampai akhirnya tulisan ini tercipta..
Aku sadar sudah saatnya berlabuh pada satu dermaga..
Rasanya lelah, menjadi nahkoda seorang diri.. mengendalikan perahu yang aku percaya tidak lama lagi akan rapuh jika terus saja berlayar tanpa singgah.. Nahkoda perlu teman untuk bersama-sama berlayar hingga sampai pada satu dermaga..
Anggap saja nahkoda itu aku.. Aku memang berlayar.. Dan aku sering singgah di sembarang tempat yang aku rasa itu tempat itu layak disebut dermaga semu..
Aku singgah.. Aku menetap sementara.. Lalu dengan beribu faktor dan alasan aku tinggalkan lagi dermaga semu itu..
Aku berlayar lagi.. Perahuku melaju tanpa arah.. Terus mencari dermaga abadi.. Terus saja begitu.. Seterusnya.. Sampai kapan terus seperti itu?
Kapan perahuku sampai pada satu dermaga yang benar-benar aku tempati dan tidak akan pernah ditinggalkan dan meninggalkan lagi..
Sakit rasanya.. singgah kesana kemari.. Sedangkan perahu lainnya sudah sampai pada masing-masing dermaganya..
Nus, sekarang aku pasrah.. Aku biarkan perahu ini berlayar kemanapun angin dan air membawanya..
Sekarang perahuku kembali berlayar lagi.. Ombak semakin besar.. Karang dikanan kiri tajam dan curam.. Perahuku melajulah.. Berlayarlah..
Aku tidak bisa janji, tapi aku terus berusaha jika aku singgah lagi.. Akan aku jadikan tempah singgah itu dermaga sejati.. Bukankah 'memilih menempati' lebih baik daripada 'dipilih menempati'?

*Radar Neptunus bipbip.. Arahkan perahu ini mengarah pada dermaga sejatinya*

Jumat, 05 April 2013

Rekayasa dan Bermuka Dua

*Disela-sela midtest sempet-sempetnya update blog* *heee*

Apa kalian punya sahabat? Gw tanya kesana kemari tentang apa itu arti 'sahabat'. Gak ada dan gak semua jawabannya masuk akal. Masa mereka bilang sahabat itu orang yang selalu ada saat senang dan sedih. Itu omong kosong bray!! Gw baru searching nih di om google apa itu arti sahabat, katanya "Sahabat adalah orang yang memperlihatkan perilaku yang berbalasan dan reflektif. Namun bagi banyak orang, persahabatan seringkali tidak lebih daripada kepercayaan bahwa seseorang atau sesuatu tidak akan merugikan atau menyakiti mereka" Masa iya? Yakin? Emang ada manusia yang kaya gitu? Gw lebih setuju sama orang yang berprinsip bahwa dunia itu rekayasa dan banyak yang bermuka dua. Gak pernah ada dan gak bakalan ada orang yang selalu ngerti dan ada keadaan orang lain tanpa 'keuntungan' untuk dirinya sendiri. Sebaik-baiknya teman yaa kalo lagi rame-rame nya aja. Kalo kitanya lagi sedih? Berapa banyak dari sahabat lo itu yang peka terhadap kesedihan lo tanpa lo ngomong kalo lo lagi sedih? 1 dari 10 orang aja kan yang benar-benar peka. Gw sih udah tahan banting sama hukum alam semacam ini, makanya kalo boleh gw saranin apapun itu yang lo lakuin gak usah sepenuh hati nanti ujung-ujungnya nyesekin hati lohh :p. Bukannya sok keras dan sok belagu, berdasarkan pengalaman hidup gw sih gitu gak ada manusia yang berhati malaikat. Gak ada yang namanya sahabat, yang ada cuma teman dekat dan akrab yang didasarkan rasa sepenasiban. Gw sih punya banyak temen akrab, gw sayang sama mereka dan gw harap mereka jg sayang sama gw. Yaa itu, rutinitas dan dunia masing-masing menyibukkan diri, mereka gak selalu ada buat gw dan gw juga gak selalu ada buat mereka, itu fakta kan? :) Gw kan udah bilang gw gak masalah, gw juga gak bikin ribet-ribet banget. Semuanya itu gak ada yang abadi, jadi lakukanlah apa yang mau lo lakuin tapi jangan sepenuh hati yaa!! 

Senin, 01 April 2013

Siapa Bisa Memprediksikan Kematian? Tidak ada

Kita masih muda? Ya kita muda namun tidak menutup kemungkinan untuk malaikat izrail datang dan menjemput. Itulah yang terjadi akhir-akhir ini, kakak sepupu gw yang umurnya tergolong muda, baru nikah dan baru punya anak sekarang udah berada disurga nyusul mamah nya yang udah lebih lama meninggal. Jumat sore tepatnya, kakak sepupu gw yang sebenarnya interaksi gw sama dia terbilang jarang, jarang ketemu juga sih, dia divonis meninggal dengan penyakit komplikasi yang dideritanya. Komplikasi? perasaan gw gapernah denger dia ngeluh sakit parah heeem. Sedih sekali, apalagi kalo ngeliat anaknya yang masih kecil banget, umurnya kurang lebih yaaa masih hitungan bulan-bulanan tuh. Sekecil itu udah harus jadi anak piatu. Dan suaminya, suami nya yang kebetulan seorang duda yang juga ditinggal meninggal oleh istrinya yang pertamanya saat menikah dengan kakak sepupu gw itu menangis sejati jadinya.

Tadi malam, adalah malam ke-tiga kakak sepupu gw itu meninggal. Diadain selametan tuh, sekonyong-konyong gw ngerasa campur aduk, ngerasa bangga, ngerasa iba.. Bangga, ya suaminya udah tampak tegar walaupun semua orang juga tau luka pedih dihati itu masih bernanah, belum kering sepenuhnya. Dan ibanya adalah saat anaknya menangis, iya si azkia menangis, untungnya disaat acara udah selesai. Dengan cekatan suaminya itu mengendong azkia, merangkul dan antengnya azkia langsung diem saat di gendong papanya.

*** Umur dan kematian merupakan sesuatu dari takdir Tuhan yang tidak ada pernah seorangpun bisa menegtahuinya. Setelah kejadian ini, gw yang hina ini, yang sering ninggalin sholat cuma karena alasan males heee, gw merinding sumpah. Ngomong-ngomong masalah ini, gw sedikit berdiskusi dengan mama. Dalam hal ini gw bersyukur banget punya mama yang pengetahuan ilmu agamanya luas. Dinasehatin panjang lebardah tuh gwnya hhi. Kata mama, karena umur dan kematian itu tidak 'berbau' maka dari itu sebaiknya eh bukan sebaiknya sih, tapi harus selalu mengingat Tuhan, membasahi bibir dengan dzikir supaya jika diakhir waktu nanti kita bisa dan semoga bisa meninggal dalam khusnul khatimah. Amiin.. Yuk mari yuk kita berdzikir :)

 

This template was found on Elfrida Chania's Blog