Selasa, 28 Mei 2013

Abah-Mama

Alhamdulillah fi ala kullihal..
Yang terutama, aku benar-benar bersyukur telah dilahirkan dalam keluargaku yang sekarang. Memang hanya keluarga kecil, dengan ayah dan ibu serta  2 anak, aku dan adikku. Kami cuma keluarga sederhana, tapi pepatah tentang "bahagia itu sederhana" benar-benar ada disini, mereka, keluargaku yang membuat kesederhanaan itu menjadi kebahagiaan.

Abah, laki-laki paruh baya umur sekitar 45 tahun, merupakan sosok insipirator kami. Beliau memang hanya seorang PNS  dengan pangkat hanya sebagai Staff biasa, tapi Abah selalu bisa menjadikan hal yang biasa menjadi luarbiasa. Abah orangnya supel, bisa dijadikan teman bersenang-senang, bisa dijadikan sahabat untuk berbagi cerita dan pendapat. Abah itu memang tegas dalam mendidik kami, tapi jika kami baik dan pintar, Abah akan jadi lembut dan sangat penyayang. Yang paling aku kagum dari Abah, Abah itu pekerja keras. Walaupun kehidupan kami sudah terbilang berkecukupan tapi beliau selalu menjadikan kesempatan dan waktu berharga untuk beliau manfaatkan sebaik mungkin, untuk memenuhi kebutuhan kami dimasa sekarang dan dimasa mendatang. Aku pernah bertanya pada beliau, "Abah rajin sekali, kerja mulu. Jadi sekarang Abah punya berapa banyak uang?" kemudian beliau menjawab, jawaban yang tidak pernah aku sangka. "Abah punya 3 milyar triliun sekian sekian sekian... pokoknya tidak terhitung banyaknya" "Ah tidak mungkin sebanyak itu abah!" "Ya mungkin dan ini nyata, 3 milyar triliun itu adalah mama, lia dan arif" Subhanallah.. Semoga Abah selalu dalam lindungan Allah.

 Mama,  Pantas rasanya jika aku bilang mama adalah mama super. Mama berumur sekitar 44 tahun, beliau seorang nutrisionist di salah satu rumah sakit di Gambut. Di Gambut? Jauh yaa, iya memang jauh. Kadang aku kasihan tapi tidak punya daya untuk melakukan apa-apa. Mama gak bisa naik motor sendiri, jadi Abah yang antar jemput pulang pergi. Abah rela-relain capek, demi mama terjamin keselamatannya. Romantiskan?
Mama itu orangnya sabar, sangaat sabar. Mama yang paling bisa menenangkan setiap aku ada masalah. Jadi bagaimana bisa aku tidak bangga menpunyai mama seperti beliau?

Maka Nikmat Tuhan kamu manakah yang kamu dustakan?
(QS. arrahman)





 

This template was found on Elfrida Chania's Blog