“Berat hidupku untuk kau pahami, sayang,”
Masih tergambar
jelas di catatan kehidupanku. Saat ku bertemu untuk pertama kali
dengannya. Senyum yang selalu dia suguhkan padaku membuatku merasa
nyaman akan hidupnya. Kedewasaannya, keramahannya membawa sel sel di
hatiku mencinta. Sejenak namun berlanjut, otakku berusaha menangkap
sinyal kebahagiaan yang di alirkan dari matanya. Yahh... pertemuan yang
terlalu berharga untuk di akhiri. Namun pertemuan adalah sesuatu nyata
dari kehidupan . dan hidup adalah pilihan. Dia, kak ari tlah membuat
coretan seni tentang cinta yang apa adanya di hidupku.
Namun kini
aku harus berpisah sekolah dengan nya. Yah, hari senin tanggal
26-04-2010 kemarin, amplop besar bertintakan kematian itu telah menyita
sebagian besar dari perhatiannya untukku. Bagaimana tidak, untuk
mendapatkan amplop besar putih itu saja dia harus belajar mati-matian,
untuk menjawab soal ujian dengan untung-untungan. Lalu menerima amplop
secara gugup-gugupan :D Kasihan kak ari, tidak salah aku menyebut amplop
itu adalah amplop bertintakan kematian karena di dalam amplop itulah
tertulis sebuah kata yang bertaruhkan kehidupan dan kematian. Mungkin
kalian paham, terutama bagi kalian yang pernah melalui peperangan saat
ujian nsional dan ujian sekolah.
Kak Ari mungkin bahkan nyata
telah merasuk dalam aliran darahku. Membuatku ’demam cinta’ selama
berada di dekatnya. Tidak hanya itu kak Ari telah menjadikan
kemunafikanku terhadap dunia cinta hilang. Hanya cinta cinta cinta yang
selalu dia berikan padaku. Kak ari bukan hanya seorang kekasih terbaik
bagiku namun telah menjadi kakak dari seorang adik yang lemah. Yang
selalu melindungi dan merawatku, menghapus sedihku dan membalas dengan
kebahagiaan.
******
Ya tak habis kata un tuk menggambarkan kepribadian
nya dan tak akan pern ah b osa n. Dia terlalu terb aik un tuk di
realisasikan den gan bahasa cin ta. Kak Ari sesosok yang selalu
mandiri dalam hidupnya. Dan selama kami bercinta dia tak pernah menuntut
kesempurnaan dariku. Tidak seperti laki-laki lain yang selalu
menginginkan wanita yang sempurna secara fisik, dan itulah yang
membuatku betah mencintanya. Kak ari bagi ku bagai seorang malaikat yang
di turunkan Tuhan untukku, untuk mengajarkan arti keindahan dalam
ketulusan. Ku yakinkan itu...
Dan inilah saat kebahagiaan itu di
mulai. Saat kata CINTA terucap darinya. Ketahuilah teman, penuh
kesabaran dan perjuangan untuk mendengar kata itu. Kata yah hanya satu
kata itu yang ku tunggu selama ini. Kata cinta yang mengakhiri penantian
panjangku. Dan cinta itu mungkin dan akan ku dapatkan dari kak ari
tidak hanya hari ini, tapi setiap hari dan akan menjadi agenda harian
baru ku untuk di cinta dan mencintanya. Dan kini, aku Relia ayu aziya
telah resmi menjadi kekasih dari Ariansyah Anshari.
******
terus dan terus ku ulangi kalimat dalam sms itu. Kalimat yang
selalu kak ari ucapkan saat dulu kami bersama. Terlalu berat untuk di
terima sebuah kenyataan pahit bahwa mungkin aku akan jarang mendengar
kalimat itu bahkan tidak akan pernah lagi. Kiniku lalui hari tanpa kak
ary.
’futsal’lah yang tlah merebutnya dariku. Karena futsal dan
futsal, aku bersumpah atas nama harkat martabat kaumku aku nyatakan
kebencian ku atas sesuatu yang telah mengambil kebahagianku. Begitulah
gejolak kemarahan dalam diriku yang mungkin bagi setiap orang adalah
sesuatu yang di luar akal logis. Namun bagiku kebencian adalah sebuah
kebencian yang akan selalu teralir dalam raga untuk terus membenci.
Mungkin
terlalu bodoh karena aku menyalahkan sesuatu yang tak bisa di salahkan.
Bagaiman mungkin aku memerangi sesuatu yang tak berwujud, bahkan tak
bernyawa. Tapi entahlah, iblis dalam d iriku t er lalu kua t untuk di
ka lahkan. Ya semua berawal dari kecintaan kak ary pada dunia olahraga.
Seluruh perhatiannya tersi ta hanya untuk futsal yang ku akui telah
lam a dia geluti.
******
Begitulah yang selalu dia lakukan , hanya kesibukan yang dia
hadirkan untuk hubugan kami. Awalnya aku mencoba tuk mengerti dan
selalu mengerti namun lambat laun Kak ary mulai berubah, dia terlalu
sering mengutamakan futsalnya dari pada aku. Di sinilah awal dari
kekecewaanku padanya. Di saat aku memerlukan kekuatannya untuk
kelemahanku dia tak ada, dan begitulah selanjutnya.
Sampai suatu waktu, kesabaranku menghilang. Aku dan kak ary memutuskan untuk mengakhiri kisah cinta kami bersama.
******
Inilah hidupku yang sekarang, sedih tapi jiwa mencoba senang.
Menangis tapi hati tertawa. Sulit hidupku untuk kau pahami, dengan apa
kau harus mengerti, my prience.
Tapi meski kami terpisah jarak dan
waktu, kak ary adalah kak ary, Arian syah Anshari AF sang pemilik hati
Relia Ayu Aziya. Kak ari akan tetap unggul dalam hatiku dan selalu
unggul meski dia pernah mengecewakanku. Kau tahu ken apa, teman? Karena
aku mengenalnya lewat hati, menyayanginya dengan perasaan bukan dengan
pikiran agar dia tahu aku mencintainya dengan jiwa bukan kata – kata. I
loppe u foyeva kak Ary *) terimakasih untukk ’my prience yang tlah
menjadi inspirator dalam cerpen ini.
1 komentar:
Wah...
Posting Komentar